About Me

Menuang Rasa , Merajut Asa
>Abid Nurhuda

Keberhasilan Implementasi Kurikulum






Implementasi Kurikulum





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya kurikulum di desain untuk menghasilkan perubahan kualitas pembelajaran siswa agar sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini berarti bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum yang telah di desain sedemikian rupa agar dapat diujicobakan dalam proses pembelajaran. Implementasi kurikulum merupakan bentuk proses perubahan untuk memperoleh hasil yang mendekati pencapaian tujuan pendidikan ideal. Berdasarkan hal itu, semua kerja kurikulum sejak dari rancangan, implementasi dan evaluasi merupakan siklus perubahan. Implementasi kurikulum baik yang lama apalagi yang baru adalah perubahan bukan hanya perubahan konten kurikulum atau proses pembelajaran saja, melainkan juga perubahan personal, sosial dan profesional karena implementasi kurikulum mengubah persepsi, filosofi, sikap, nilai dan praktek pendidikan guru dalam kelas.  Implementasi kurikulum dikatakan sukses apabila ada hal baru yang dirasakan oleh guru, siswa dan sekolah atau masyarakat. Implementasi kurikulum akan sukses apabila berjalan sesuai langkahlangkah yang telah ditentukan dengan tepat, terutama pada saat proses perencanaan pengembangan, pelaksanaan pengembangan, dan implementasi pengembangan yang seluruhnya melibatkan masyarakat pendidikan. Implementasi kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang sangat teknis. Sebagai suatu kebijakan baru yang bersifat sangat teknis, maka keberhasilan implementasi kurikulum dipengaruhi oleh banyak faktor. Makalah ini akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum, prinsipprinsip implementasi kurikulum, dan faktor keberhasilan dalam pembelajaran kurikulum PAI di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum?
2. Bagaimana prinsip-prinsip implementasi kurikulum?
3. Bagaimana faktor-faktor keberhasilan dalam pembelajaran kurikulum PAI di sekolah.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip implementasi kurikulum
3. Untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan dalam pembelajaran kurikulum PAI di sekolah.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kurikulum  Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan, dalam hal ini berarti yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Sedangkan pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1 Desain kurikulum yang telah disusun perlu diimplementasikan, karena tidak ada gunanya kurikulum yang telah didesain sedemikian rupa kalau tidak diimplementasikan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Implementasi kurikulum melibatkan banyak faktor seperti sikap, pola pikir, persepsi, asumsi filosofis, perasaan guru dan kelompok guru serta kultur sekolah. Hal ini menyebabkan kurikulum bersifat sangat strategis jika dilakukan klarifikasi terus-menerus tentang berbagai aspek perubahan yang akan terjadi.
 Fullan dalam Mohammad Ansyar menyatakan bahwa implementasi kurikulum sama seperti sebuah perjalanan yang penuh ketidakpastian bahkan tidak tepat sasaran, sehingga perlu adanya klarifikasi terusmenerus yang diperkuat fakta bahwa perubahan kurikulum bukan hanya masalah pimpinan sekolah dan guru saja, melainkan bisa juga karena faktor politik. Fullan dalam Mohammad Ansyar juga menyatakan bahwa faktor penting yang memengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum yaitu implementor harus mengerti karakteristik perubahan yang akan dilakukan. Apabila perubahan kurikulum sesuai dengan nilai yang dianut, maka warga sekolah akan menerima perubahan dengan senang hati.
                                                           
1 Suyatmini, “Implementasi Kurikulum 2013 pada Pelaksanaan Pembelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 27 No. 1 Juni 2017, hlm.
60.
 Sedangkan menurut Lunenberg dan Ornstein dalam Mohammad Ansyar menyatakan bahwa perubahan kurikulum merupakan usaha kelompok, sehingga melalui kelompok itulah warga sekolah dapat mengembangkan pemahaman bersama tentang tujuan dan visi, membentuk kepemimpinan untuk melancarkan perubahan, memanfaatkan kekuasaan dan pengaruh dalam perubahan organisasi serta mengorganisasi pengembangan staf agar semua aspek perubahan dipahami dengan baik sebelum implementasi. Maksud dari pernyataan Lunenberg dan Ornstein adalah di dalam proses implementasi dalam rangka melakukan perubahan harus membutuhkan pemahaman dari semua pihak sehingga proses perubahan dari keadaan sebelumnya dapat terjadi. Pemahaman guru terhadap maksud perubahan yang dikehendaki oleh para penyusun inovasi kurikulum akan sangat menentukan apakah perubahan itu akan terjadi atau tidak.
 Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang senantiasa dilakukan sesuai dengan situasi lapangan dan karakteristik peserta didik. Implementasi kurikulum merupakan sebuah proses perubahan pendidikan yang kompleks dengan melibatkan banyak pihak sekolah, seperti perubahan pola pikir, perasaan individu, kelompok, dan kultur sekolah. Implementasi kurikulum juga merupakan suatu aspek penting dalam pengembangan kurikulum dan menjadi suatu perhatian utama dalam pendidikan. Implementasi kurikulum memerlukan penyesuaian kebiasaan pribadi guru, tindakan guru, mengutamakan program baru, tempat belajar yang baru, dan jadwal kurikulum yang baru pula. Dalam hal ini peningkatan anggaran menjadi terlihat nampak jelas dengan tujuan untuk mengembangkan proyek perubahan kurikulum. Banyak projek yang tidak berhasil, terbukti siswanya banyak sekali yang belum sukses. Terdapat berbagai alasan dari kegagalan tersebut, antara lain:
1. Usaha yang dilakukan untuk melakukan perubahan tersebut merupakan hasil pemahaman yang salah menyangkut kultur sekolah.
2. Banyak program inovatif didesain oleh tenaga ahli dari luar sekolah.
3. Ketidaktahuan pendidik terhadap kultur sekolah.
4. Inovasi belum diterapkan oleh pendidik.
5. Informasi teoritis yang menghubungkan teori perubahan keorganisasian dan teori pengetahuan.
Demi mewujudkan keberhasilan dalam implementasi kurikulum. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kurilum:
1. Faktor kurikulum terhadap implementasi kurikulum
 Faktor kurikulum merupakan faktor yang berpengaruh terhadap implementasi kurikulum itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat mencakup karakteristik kurikulum, antara lain:
a. Apakah memiliki kejelasan baik dari segi tujuan, pendekatan, ataupun tata kelolanya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi multitafsir mengenai tujuan, struktur, isi, pendekatan, dan sistem penilaian kurikulum itu sendiri.
b. Realistik dan relevan, berarti bahwa kurikulum yang realistik dan relevan memberi ruang bagi pendidik untuk mengembangkan bahan ajar yang relevan dan kontekstual dengan kehidupan anak dan lingkungannya.
c. Kerangka konseptual yang mendasari pengembangan kerangka isi konseptual bahan ajar.
2. Faktor evaluasi terhadap implementasi kurikulum
 Evaluasi terhadap kurikulum lama, kajian dan analisis terhadap kerangka konseptual dan kontekstual kurikulum baru, serta keterlibatan berbagai pihak termasuk keterlibatan pengguna kurikulum sangat penting untuk memperkuat konstruksi kurikulum baru. 
3. Faktor guru dalam implementasi kurikulum
Guru mempunyai peranan yang penting dalam implementasi kurikulum. Peran guru tersebut terutama dalam menjadikan kurikulum sebagai sesuatu yang aktual dalam kegiatan pembelajaran. Krissandi dan Rusmawan dalam Muhammad Busro dan Siskandar menyatakan bahwa guru merupakan sumber daya manusia dalam implementasi kurikulum. Sumber daya manusia yang digunakan akan menentukan implementasi dan keberhasilan kebijakan. Salah satu penentu keberhasilan implementasi kurikulum yang baru adalah kesiapan guru.
Kesiapan para guru dalam mengimplementasikan kurikulum yang baru dapat dilihat dari persepsi guru terhadap hambatan dan dukungan implementasi tersebut. Syaodih dalam Muhammad Busro dan Siskandar menyatakan bahwa dalam mengimplementasikan kurikulum harus berdasarkan rancangan, beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun desain dan rancangan kurikulum yang dimiliki lembaga pendidikan, tetap keberhasilannya bergantung pada guru. Meskipun suatu lembaga pendidikan menerapkan kurikulum yang sederhana pun, apabila guru tersebut memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, tetap hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat. 
4. Faktor sarana dan prasarana dalam implementasi kurikulum
Sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam implementasi kurikulum.  Sarana dan prasarana pendidikan meliputi: pembangunan ruang belajar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta perangkat pendukungnya, ruang laboraturium, perpustakaan, komputer, pusat sumber belajar, dan termasuk ruang dosen/guru, pimpinan, penjaga, wc dosen dan mahasiswa. Standar prasarana mencakup persyaratan minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 
5. Faktor buku pelajaran dalam implementasi kurikulum
Perubahan kurikulum dan pemberlakuan kurikulum baru akan berimplikasi pada perubahan materi dan isi kurikulum. Hal ini berarti diperlukan buku untuk bahan ajar yang baru. Manajemen perbukuan dalam rangka implementasi kurikulum baru akan mencakup berbagai hal antara lain:
a. Penentuan jenis, bentuk, dan isi bahan buku.
b. Penggadaan buku.
c. Distribusi buku.
d. Evaluasi dan umpan balik.
 Ketersediaan berbagai media pembelajaran baik jenis, bentuk maupun model. Media-media pembelajaran tersebut dapat terdiri atas dari media cetak, elektronik, maupun media berbasis lingkungan sekolah. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah harus diikuti dengan manajemen yang memungkinkan semua siswa dan juga guruguru dapat dengan mudah mengakses ataupun memanfaatkan media yang tersedia.
6. Faktor iklim dan budaya sekolah dalam implementasi kurikulum
Iklim sekolah sudah harus diciptakan dan dibangun sehingga memberi ruang terbentuknya sikap dan perilaku ilmiah dalam proses pembelajaran. Benni & Newstead dalam Muhammad Busro dan Siskandar menyatakan bahwa budaya sekolah sebagai salah satu faktor yang dapat merintangi implementasi berbagai inovasi kurikulum baru. Dalam hal ini, tampak bahwa budaya sekolah mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam implementasi kurikulum. Keberadaan guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun dan menciptakan budaya sekolah yang kondusif.  Peran itu dapat dilakukan melalui perubahan cara berpikir, sikap, dan perilaku yang nampak dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dikembangkan guru.
7. Faktor peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum
 Kepala sekolah mengemban fungsi manajerial dalam implementasi kurikulum. Fungsi manajerial tersebut mencakup fungsi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, serta fungsi pengembangan. Dimba menyatakan pendapatnya bahwa terdapat lima aspek penting dari peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum antara lain:
a. Kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisir kegiatan pengembangan seperti inservice training programmes, workshop, staff development, meetings and by inviting experts.
b. Mengembangkan strategi implementasi yang beragam untuk membimbing guru.
c. Melakukan kolaborasi dengan pengguna dalam menata kelola perubahan kurikulum.
d. Melibatkan pengguna dalam manajemen implementasi.
e. Melibatkan orang tua dalam implementasi.
 Lingkup peran kepala sekolah seperti yang dikemukakan Dimba tersebut mengimplikasikan beberapa hal penting mengenai peran kepala sekolah dalam memperkuat manajemen implementasi kurikulum, antara lain: pertama,  peran perencanaan mengenai implementasi dan pengembangan sumber daya. Kedua, faktor kemampuan mengembangkan strategi implementasi melalui penyiapan dan pembimbingan guru, ketiga peran kolaboratif, yaitu manajemen dalam mengembangkan kerjasama, baik dengan pengguna maupun orang tua murid. Manajemen kepala sekolah harus mampu mendorong dan memotivasi guru dan staf serta elemen yang terlibat dalam implementasi kurikulum. Terpenuhinya prosedur standar implementasi menjadi salah satu indikator ketercapaian dan keberhasilan implementasi.
B. Prinsip Implementasi Kurikulum
Terdapat tujuh prinsip umum berkaitan dengan proses belajar, yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dan pengalaman, pengulangan, tantangan, penguatan, dan perbedaan individual. Prinsipprinsip ini juga mulai diterapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
1. Prinsip Kurikulum 2006 (KTSP)
KTSP dikembangkan oleh sekolah dan Komite Sekolah dengan berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didikyang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
 Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Prinsip Kurikulum 2013
Implementasi kurkulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum 2006 (KTSP). Adapun prinsip implementasi kurikulum 2013 diantaranya sebagai berikut: 
a) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
b) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar.
c) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
d) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.
e) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
f) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
g) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
h) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills).
i) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
j) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
k) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
l) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
m) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
n) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Terkait dengan prinsip di atas, penulis dapat menyatakan bahwa proses pembelajaran kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa belajar secara mandiri. Peserta didik diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.
C.  Faktor- faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kurikulum
Pembejaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
 Dalam proses implementasi kurikulum PAI dalam KBM di kelas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Adapun faktor- faktor keberhasilan Implementasi Kurikulum Pembelajaran PAI di sekolah sebagai berikut:  a. Faktor Guru
Guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Karena itu guru tidak semata- mata sebagai transfer of values, melainkan juga sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar. Faktor guru juga cukup berperan dalam implementasi kurikulum dan berakibat langsung pada perubahan sekolah sebagai sistem sosial.
Keberhasilan pendidikan agama Islam dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Collin J. Marsh (1980) dalam Curriculum Process in The Primary School mengemukakan bahwa ada 5 unsur yang dapat dipengaruhi terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah, yaitu :
1. Dukungan dari kepala sekolah
2. Dukungan dari teman sejawat atau sesama guru
3. Dukungan dari peserta didik sebagai peserta didik
4. Dukungan dari orang tua peserta didik
Dari keempat unsur di atas, yang paling menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran di dalam kelas adalah faktor guru.  Oleh karena itu guru dituntut untuk profesional dalam rangka penerapan pendidikan Islami yang mencakup sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran pendidik mampu mnegintegrasikan Al-
Qur’an dan hadist dalam kehidupan.
2. Peserta didik dan pendidik mampu berkomunikasi secara efektif.
3. Pendidik menjadikan lingkungan sekolah/ madrasah sebagai tempat yang menyenangkan untuk pembelajaran.
4. Meningkatkan mutu lulusan (output) pendidikan dengan mengotimalkan pengaruh lingkungan sekolah/ madrasah.
5. Dalam proses pembelajaran menggunakan teknologi informasi masa kini.
b. Faktor Peserta Didik
Peserta didik merupakan raw input yang menunjukkan pada faktor- faktor yang terdapat dalam individu serta memungkinkan seseorang dapat belajar. Adapun faktor- faktor tersebut meliputi: bakat, pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, dan sosial ekonomi.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan dikatakan faktor penentu keberhasilan suatu proses pendidikan agama Islam, sesudah faktor pembawaan. Hal ini didasarkan atas hukum konvergensi yang yang menyatakan bahwa yang menentukan masa depan seseorang, apakah ia menjadi orang yang baik atau sebaliknya, senang gembira atau sebaliknya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan dimana ia berada da faktor pembawaan.
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga (orang tua dan masyarakat). Lingkungan sekolah yang melibatkan hubungna sosial dan sekolah, yaitu hubungan kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Menurut Mulyani Sumantri berpendapat bahwa keterlibatan atau peran orang tua peserta didik maupun anggota masyarakat sangat diperlukan dalam penyelenggaraan sekolah, terutama dalam menghadapi masalah- masalah yang amat penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah (pendidikan). Kaitannya dengan pendidikan agama Islam bahwa orang tua dan masyarakat sangat menentukan perubahan perilaku peserta didik.



BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan, dalam hal ini berarti yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Sedangkan pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Terdapat 7 prinsip umum berkaitan dengan proses belajar, yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dan pengalaman, pengulangan, tantangan, penguatan, dan perbedaan individual. Prinsip-prinsip ini juga mulai diterapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam proses implementasi kurikulum PAI dalam KBM di kelas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Adapun faktor- faktor keberhasilan Implementasi Kurikulum Pembelajaran PAI di sekolah adalah dari faktor guru, faktor peserta didik, dan faktor lingkungan.
B. SARAN
 Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Untuk informasi lebih jelas pembaca harus lebih giat membaca buku dan mencari informasi tentang sumber dan unsur hukum pidana Islam.






DAFTAR PUSTAKA
Anas Ma’arif, Muhammad. 2017. Optimalisasi Pembelajaran Pendidikan Islam Di Sekolah/ Madrasah. Jurnal Falasifa. Vol. 8, No. 2, hlm. 271- 290
Ansyar, Muhammad. 2015. Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan  Kurikulum, Jakarta: Kencana.
Azis, Rosmiaty. 2018. Implementasi Pengembangan Kurikulum. Jurnal  Pendidikan. Vol. VII, No. 1, hlm. 44- 50
Busro, Muhammad dan Siskandar. 2017. Perencanaan dan Pengembangan  Kurikulum, Yogyakarta: Media Akademi.
Firmansyah, Farid. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Struktur dan  Kendalanya). Jurnal Tadris. Vol. 2. No. 1. Hlm. 134-144
Setyaningsih, Sri. 2018. Pengelolaan Sarana Prasarana dalam Implementasi  Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurnal Manajemen  Pendidikan. Vol. 13, No. 1, hlm. 66 – 67.
Shafa. 2014. Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal  Dinamika Ilmu. Vol. 14. No. 1. Hlm. 81-96
Suyatmini. 2013. Implementasi Kurikulum  pada Pelaksanaan Pembelajaran  Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.  Vol. 27, No. 1, hlm. 60.



Post a Comment

0 Comments