About Me

Menuang Rasa , Merajut Asa
>Abid Nurhuda

Media Pendidikan Berbasis Lingkungan




Makalah Media Pendidikan Berbasis Lingkungan
Media Lingkungan



Oleh : Abid Nurhuda (Mahasiswa PAI IAIN Surakarta)




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting. Media bukan sekedar penghantar materi, tetapi juga sarana membangkitkan imajinasi, minat dan mampu tercipta suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. Media mampu memantik keterlibatan emosi dan mental. Media mampu memberikan semangat belajar dan menghidupan suasana pembelajaran sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pendidikan. Hal ini membuat banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal. Padahal dibalik itu semua ada media pembelajaran yang sederhana dan murah. Disinilah peran guru dituntut agar tidak hanya mampu memanfaatkan media berbasis teknologi tetapi juga mampu memanfaatkan media berbasis lingkungan dalam proses pembelajaran. Apapun yang ada dilingkungan sekolah sepanjang terjangkau dan relevan dengan tujuan pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud media berbasis lingkungan?
2.      Apa saja fungsi lingkungan sebagai media pembelajaran?
3.      Apa saja jenis-jenis lingkungan sebagai media pembelajaran?
4.      Bagaimana prosedur penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran?
5.      Apa saja kelebihan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian media berbasis lingkungan.
2.      Untuk mengetahui fungsi lingkungan sebagai media pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis lingkungan sebagai media pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui prosedur penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
5.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Berbasis Lingkungan
Media berasal dari bahasa latin, yaitu “medium”yang artinya perantara (between), yang bermakna apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.[1]
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, lingkungan adalah daerah (kawasan) yang termasuk di dalamnya.[2]
Dalam kamus bahasa inggris definisi lingkungan sangat beragam diantaranya yaitu circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada disekitar atau sekeliling.[3]
Lingkungan adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun non fisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal.[4]
Jadi media pembelajaran berbasis lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran kepada siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.




B.     Fungsi Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan lingkungan sebagai media  pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.      Fungsi Psikologis
Sebagai stimulus yang bersumber atau berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons, yang menunjukan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang menimbulkan respons baru, demikian seterusnya.
2.      Fungsi Pedagosis
Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan dan lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
3.      Fungsi Instruksional
Pada fungsi ini suatu linkungan pengajaran atau pembelajaran dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja yang dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.[5]
C.    Jenis-Jenis Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
Lingkungan yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
1.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik. Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang sifatnya alamiah (natural) seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), dan sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain).[6]
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh para peserta didik melalui cara-cara tertentu. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para peserta didik dalam kegiatan dapat lebih memahami materi di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta terhadap alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan, serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
3.      Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan yaitu lingkungan yang sengaja dibuat oleh manusia dengan tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan ini seperti taman sekolah, kebun binatang, taman kota, perkebunan, pertamanan, irigasi, bendungan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya.
Peserta didik dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek, seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.[7]
D.    Prosedur Penggunaan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
Prosedur penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran dapat menggunakan cara, sebagai berikut:
1.      Karya Wisata
Karya wisata adalah kunjungan peserta didik keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karya wisata dilakukan, sebaiknya direncanakan terlebih dahulu objek apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek karya wisata harus relevan dengan bahan pembelajaran. Misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Dan pondok-pondok pesantren untuk pelajaran Bahasa Arab.
2.      Manusia Sumber (Narasumber)
Pada cara ini narasumber diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para peserta didik. Misalnya mengundang orang Arab untuk memperlihatkan bagaimana bahasa Arab digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh orang asli Arab. Narasumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.[8]
3.      Survei Desa
Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
4.      Pengabdian Sosial
            Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan peserta didik secara bersama-sama melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat.
5.      Kemah Bahasa
Kemah membutuhkan waktu yang cukup sebab siswa harus menghayati apa yang diagendakan. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.
E.     Kelebihan dan Kekurangan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
1.      Kelebihan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
a.       Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.
b.      Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.
c.       Benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda- benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).
d.      Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.[9]
e.       Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
f.        Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
g.      Lebih komunikatif,sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).[10]
2.      Kekurangannya Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
a.       Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa yang harus dipelajarinya ,berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.
b.      Adanya anggapan kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab kunjungan ke kebun sekolah mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan, dan lain-lain cukup dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke kelas  untuk membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajarinya.
c.       Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaaan lingkungannya.[11]




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Media pembelajaran berbasis lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran kepada siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
         Lingkungan sebagai media pembelajaran mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi psikologis, fungsi pedagosis dan fungsi instruksional. Begitu juga jenisnya ada tiga lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
         Selain itu, prosedur penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran dalam penenrapannya mempunyai beberapa cara yaitu karya wisata, manusia sumber (narasumber), survei desa, pengabdian sosial, dan kemah bahasa. Media pembelajaran berbasis lingkungan ini memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kekurangan dapat diminimalisir dengan melakukan persiapan yang matang dan menghilangkan anggapan bahwa belajar dilingkungan membutuhkan waktu yang lama.
B.     Saran
      Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun.



DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.
Darmawyanto, Priyo dan Pujo Wiyanto. 2000. Kamus  Lengkap Inggris Indonesia. Surabaya: Arkola.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Rusyan, A.Tabrani. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Baharun, Hasan. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model Assure. Cendekia. 14(2). 232-246.
Erviana, Lina. 2015. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan Sebagai Sarana Pratikum IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa di SMP-IT Ar Rahmah Pacitan. Jurnal Dinamika Pendidikan  Dasar. 7(2). 71-77.





[1]Lina Erviana, Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan Sebagai Sarana Pratikum IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa di SMP-IT Ar Rahmah Pacitan, Jurnal Dinamika Pendidikan  Dasar, Volume 7, No  2, 2015, hlm. 73.
[2] Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka, 2005), hlm. 675.
[3] Priyo Darmawyanto dan Pujo Wiyanto, Kamus  Lengkap Inggris Indonesia, (Surabaya: Arkola, 2000), hlm. 121.
[4] Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta : Prestasi Pustaka Raya, 2012), hlm. 132.

[5] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 197.
[6] Hasan Baharun, Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model Assure, Cendekia, Vol. 14, No. 2, 2016, hlm. 241.
[7] Hasan Baharun, Pengembangan Media…, hlm. 242.
[8] A.Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hal. 148.
[9] Lina Erviana, Pemanfaatan Media…, hlm. 73-74.
[10] Lina Erviana, Pemanfaatan Media…, hlm. 74.
[11] Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran,  (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), hlm. 208-209.

Post a Comment

0 Comments