About Me

Menuang Rasa , Merajut Asa
>Abid Nurhuda

Metode Ceramah dan diskusi dalam Pembelajaran PAI







 METODE CERAMAH DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN PAI


Metode Ceramah dan Diskusi dalam Pembelajaran PAI
Ceramah dan Diskusi dalam PAI



 OLEH : ABID NURHUDA (MAHASISWA PAI IAIN SURAKARTA)

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, salah satu faktor yang sangat penting ialah metode pembelajaran. Dikarenakan, metode pembelajaran mempunyai peranan dalam penyampaian materi pembelajaran. Metode pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu peserta didik karena merekalah yang akan menerima bahan ajar. Peserta didik satu dengan yang lain berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. Oleh sebab itu, dengan metode yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar mengajar. Metode pembelajaran juga sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suatu pembelajaran yang menghasilkan interaksi guru dengan peserta didik, efektif dan efisien. Ada beberapa macam metode pembelajaran yang biasanya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, yang paling sering digunakan adalah metode ceramah dan diskusi.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan metode ceramah?
2.    Apa landasan adanya metode ceramah?
3.    Kapan metode ceramah tepat diterapkan?
4.    Apa kelebihan dari metode ceramah?
5.    Apa kekurangan dari metode ceramah?
6.    Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode ceramah?
7.    Apa yang dimaksud dengan metode diskusi?
8.    Apa landasan adanya metode diskusi?
9.    Kapan metode diskusi tepat diterapkan?
10.    Apa kelebihan dari metode diskusi?
11.    Apa kekurangan dari metode diskusi?
12.    Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode diskusi?
C.     Tujuan Rumusan
1.    Untuk mengetahui definisi dari metode ceramah
2.    Untuk mengetahui landasan dari metode ceramah
3.    Untuk dapat mengetahui kapan metode ceramah tepat diterapkan
4.    Untuk mengetahui kelebihan dari metode ceramah
5.    Untuk mengetahui kekurangan dari metode ceramah
6.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan metode ceramah
7.    Untuk mengetahui definisi metode diskusi
8.    Untuk mengetahui landasan metode diskusi
9.    Untuk dapat mengetahui kapan metode diskusi tepat diterapkan
10.    Untuk mengetahui kelebihan dari metode diskusi
11.    Untuk mengetahui kekurangan dari metode diskusi
12.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan metode diskusi



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Metode Ceramah
1.     Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu melalui alat komunikasi lisan kepada peserta didik atau kepada publik. Dalam sejarah islam, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam dan para sahabat menggunakan metode ceramah ini untuk mengembangkan dakwah agama islam.
2.     Landasan Metode Ceramah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam sering menggunakan metode ceramah untuk mengembangakan dakwah agama islam. Hal ini berkenaan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala pada Q.S. Yusuf ayat 2-3, yang berbunyi:
اِنَّآ اَنْزَلْنهُ قُرْاَٽنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ۞ نَحْنُ نَقُضُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اَلَيْكَ هذَاالْقُرْاٽنَ وَاِنْ كُنْتُ مِنْ قَبْلِه لَمِنَ الْغفِلِيْنَ ۞
Artinya :      “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (Q.S. Yusuf: 2-3)
Dalam ayat ini menerangkan, bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an dengan menggunakan Bahasa Arab kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam. Dan Nabi menyampaikannya kepada para sahabat melalui cerita dan ceramah. Metode ceramah ini merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengembangkan ajaran agama islam, khususnya di sekolah-sekolah.
Landasan metode ceramah ini juga terlihat dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam, yaitu:
وَعَنْ عَبْدِ االلهِ بْنِ عُمَرَ وَبْنِ الْعَاصِ رَضِيَ االلهُ عَنْهُمَا أَنَ النَّبِيَ صلى االله علىه وسلم قال "بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آیَةً وَحَدِّثُوْا عَنْ بَنِيْ إِسْرَائِیْلَ وَلَا حَرَجَ، وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْیَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ (( رواه البخاري))
Artinya :     “Dari Abdillah ibn umar dan ibn ‘Aas bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda: "Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang kamu dengar dari Bani Isra’il, dan hal itu tidak ada salahnya, dan barang siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah untuk menempati tempatnya dineraka”. (HR. Bukhori)
3.     Ketepatan  Metode Ceramah
Dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat, dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip ikhtisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan . Pelaksanaan ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan bacaan dan untuk menyimpulkan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Metode ceramah sifatnya lebih monolog, komunikasi satu arah kurang mengaktifkan logika lawan bicara . Karenanya, metode ini hendaknya dibarengi dengan metode lainnya yang sesuai agar lebih hidup, dan memiliki nilai lebih dalam upaya penyampaian informasi kepada peserta didik. Metode ini wajar dan tepat digunakan pada saat-saat berikut:
a.    Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia sangat terbatas (buku paket tidak lengkap).
b.    Guru seorang pembicara baik yang memikat serta antusias, sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan.
c.    Guru akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa diharapkan bias memahami dan mengerti secara menyeluruh.
d.    Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (asosiasi).
e.    Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan kalau tidak melalui metode ini dan agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, Maka metode ceramah dianggap dapat menjembataninya .
4.     Kelebihan Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak digunakan, hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas lalu siswa – siswa yang mememperhati-kan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan namun tentu metode ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihannya  :
a.    Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandal akan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang sulit.
b.    Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu singkat.
c.    Ceramah dapat memberikan pokok materi yang perlu ditekankan. Artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d.    Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diukur menjadi sederhana, ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
e.    Guru mudah menguasai kelas .
f.    Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
5.     Kekurangan Metode Ceramah
Dalam metode ceramah selain terdapat kelebihan dalam penggunaan metode ini, terdapat juga kekurangan dalam metode cermah ini. Berikut kekurangan dalam metode ceramah yaitu:
a.    Guru cenderung menjelaskan semua bahan pengajaran meskipun anak didiknya sudah mengetahui sebagian bahan yang diajarkan.
b.    Anak didik menjadi tidak bisa menerangkan yang seharusnya ia bisa terangkan di depan ataupun di belakang kepada temannya.
c.    Hampir semua waktu dihabiskan oleh guru untuk menerangkan sedangkan anak didiknya hanya pasif menerima penjelasan dari guru.
d.    Guru sulit untuk mengetahui pemahaman anak didik, yaitu apakah anak didiknya tersebut dapat memahami apa yang telah dijelaskannya atau belum paham sama sekali.
e.    Anak didik  sering mendengarkan istilah perkataan yang dijelaskan oleh guru namun anak didik tersebut belum mengerti maksud istilah yang dijelaskan.
f.    Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi karena tidak mampu memahami, namun anak didik yang lebih tanggap dari sisi auditifnya dapat menerima dengan baik penjelasan dari guru.
g.    Bila terlalu lama, anak didik akan mudah bosan dan mengantuk.
5.     Langkah-langkah Metode Ceramah
Selanjutnya karena banyak kritikan dalam metode ceramah ini maka terdapat beberapa contoh persiapan untuk menggunakan metode ceramah ini. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode ceramah diantaranya:
a.    Rumuskan tujuan yang mengandung perubahan tingkah laku anak didik setelah menjelaskan dengan metode ceramah ini. Misalnya dalam pelajaran tentang sholat di rumuskan tujuannya yaitu:
1)    Siswa dapat memahami pengertian sholat.
2)    Siswa dapat menyebutkan syarat wajib sholat.
3)    Siswa dapat menyebutkan hal yang membatalkan sholat.
4)    Siswa dapat mengetahui bacaan sholat.
5)    Siswa dapat menyebutkan rukun sholat.
6)    Siswa dapat mengetahui sunah sholat.
b.    Teliti kembali apakah metode ceramah ini cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
c.    Susun bahan ceramah secara menyeluruh dan mudah dipahami agar tujuan yang dirumuskan tercapai.
d.    Usahakan agar anak didik tertarik selama pengajaran dengan metode ceramah berlangsung.
e.    Pada bagian yang membutuhkan pengertian atau pada kalimat istilah maka jelaskan pengertian istilah tersebut agar anak didik dapat memahami secara mudah.
f.    Sambil menjelaskan dengan metode ceramah, maka usahakan menulis pokok materi di papan tulis agar anak didik dapat menangkap dengan visualnya juga dan untuk mengatasi anak didik yang ngantuk.
g.    Lakukan evaluasi setelah pembelajaran dengan metode ceramah selesai. Evalusi ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan terhadap anak didik agar guru mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan dapat dipahami anak didiknya.
Terdapat juga tips untuk guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah yaitu:
a.    Membatasi waktu ceramah sesuai dengan tingkat usia anak didik. Hal ini untuk mengatasi jika anak didik merasa bosan ataupun ngantuk jika lama-lama dala menggunakan metode ceramah.
b.    Menyusun pertanyaan kepada anak didik. Dalam metode ceramah ini guru juga harus menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pengetahuan peserta didik.
c.    Menyusun rencana ceramah. Rencana yang dimaksud ini yaitu suatu rencana ceramah yang akan digunakan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Rencana ini juga bermaksud agar tujuan yang diinginkan yaitu agar anak didik dapat memahami meteri yang disampaikan dapat tercapai.
d.    Menggunakan suara yang nyaring ataupun gaya suara yang berbeda dan tidak monotan seperti suara yang datar. Serta menggunakan tempo bicara yang lemah (bukan tinggi) agar anak ddik tidak ngantuk dan bosen serta agar anak didik dapat tertarik.
e.    Menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara umum sesuai tingkat anak didik yang diajar. Hal ini untuk menghindari adanya kata atau istilah yang didengar anak didik namun anak didik tersebut tidak mengerti maksud dari istilah tersebut.
B.     Metode Diskusi
1.     Pengertian Metode Diskusi
Diskusi menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994) adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling tukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban atau penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. Jadi, metode diskusi adalah metode yang dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah untuk dipecahkan bersama dalam bentuk kelompok. Tujuan metode ini adalah untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa. Serta untuk membuat keputusan,
2.     Landasan Metode Diskusi
Islam datang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam dalam rangka meluruskan pemahaman yang salah. Dari kenyataan ini adanya diskusi menjadi salah satu pemikiran islam. Salah satu yang melandasi metode diskusi adalah musyawarah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya :     “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya :     “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl :125)
Dari penjelasan ayat diatas menegaskan bahwa musyawarah di dalam islam menguatkan tekad dan menumbuhkan sikap tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan pada ayat An-Nahl juga disebutkan bahwa ketika terjadi perselisihan pendapat, islam memerintahkan agar berdebat atau membantah dengan baik, sehingga tujuan berdeat atau berdiskusi adalah dalam rangka menemukan pendapat yang benar dan membatalkan pendapat yang batil.
3.     Ketepatan Pelaksanaan Metode Diskusi
Dasar pelaksanaan metode diskusi ini sangat jelas, baik dari Al-Quran sebagai pedoman kitab suci sangat maupun standar pelaksanaan sebagai landasan hukumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 125  :
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya :     "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Ringkasnya ayat tersebut menyuruh agar Rasulullah menempuh cara berdakwah dan berdiskusi dengan cara yang baik. Sedangkan petunjuk dan kesesatan serta hal-hal yang terjadi diantara keduanya sepenuhnya dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Dia-lah yang lebih mengetahui keadaan orang-orang yang tidak terpelihara dirinya dari kesesatan, dan mengembalikan dirinya kepada petunjuk. Demikian juga dalam landasan hukum yang mendasari terjadinya metode diskusi, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005  tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 6, standar proses pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan kompetensi lulusan. Makna yang terkandung dalam peraturan pemerintah ini adalah pelaksanaan metode diskusi merupakan salah satu tahap dari sekian tahapan pembelajaran, yang berarti metode ini sangat diperlukan untuk mengantarkan peserta didik semakin mendalami dan memahami materi yang dipelajari.
Metode diskusi tersebut sangat tepat digunakan untuk beberapa hal berikut :
a.    Saat guru akan mengajarkan materi pembelajaran yang banyak mengandung persoalan yang memungkinkan untuk diberikan kajian mendalam.
b.    Materi berkaitan dengan persoalan-persoalan duniawi, semisal dalam pembelajaran PAI pastilah yang belum ditentukan petunjuknya di dalam al-qur’an dan as-sunnah.
c.    Metode diskusi tepat digunakan apabila para peserta didik memiliki kecakapan dan sifat percaya diri dalam proses pembelajaran terkait dengan materi yang akan diajarkan.
4.     Kelebihan Metode Diskusi
Seperti metode-metode yang lain, metode diskusi juga memiliki kelebihan antara lain :
a.    Suasana kelas menjadi hidup karena anak akan mengarahkan pemikirannya pada masalah yang sedang didiskusikan.
b.    Peserta didik berlatih kritis dengan mempertimbangkan pendapat dari teman-temannya.
c.    Metode diskusi juga bisa menaikkan prestasi kepribadian seseorang,seperti sikap toleransi,demokratis,dan berfikir sistematis
d.    Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah
e.    Menanamkan sikap keberanian dalam menyampaikan pendapat diri sendiri
f.    Menambah wawasan luas
g.    Menunutut  kemampuan berbicara secara sistematis dan logis
5.     Kekurangan Metode Diskusi
Metode diskusi selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan yang diantaranya :    
a.    Sering terdapat sebagian peserta didik tidak aktif
b.    Sering sebagai arena adu kemampuan dan pelampiasan emosi personal atau juga kelompok, bila pendidik kurang menguasai masalahnya.
c.    Sering terdapat siswa yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis, terutama bagi siswa yang memiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan pendapat
d.    Suasana kelas tidak dapat dikuasi, kemungkinan pengggunaan waktu menjadi tidak efektif, dan dapat berakibat tujuan pengajaran tidak tercapai.
e.    Jalannya diskusi sering kali didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga mengurangi peluang siswa yang lain untuk berpartisipasi
f.    Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga pembahasan melebar kemana-mana.
Karena adanya kelemahan-kelemahan di atas, bagi guru yang ingin menggunakan metode diskusi sebaiknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebih dahulu. Dan dalam hal ini, peran seorang guru sebagai penyemangat sangat diperlukan, terutama oleh peserta yang tergolong kurang pintar atau pendiam.
6.     Langkah-langkah Metode Diskusi
Berikut ini langkah-langkah dalam yang harus dilakukan dalam menerapkan metode diskusi pada saat pembelajaran:
a.    Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Tujuan pembelajaran juga sering disebut merumuskan tujuan diskusi dan dapat diperhatikan oleh guru dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan terkhusus dalam indikator pembelajaran.
b.    Menentukan mekanisme dan tata tertib diskusi. Mekanisme dan tata tertib harus ditentukan pada awal pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tertib dan nyaman hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
c.    Merumuskan masalah atau topik yang akan didiskusikan. Topik diskusi hendaknya merupakan hal-hal yang menarik minat dan perhatian peserta didik.
d.    Mengatur kelompok-kelompok diskusi. Guru menentukan kelompok diskusi dan mengatur tempat duduknya dengan baik agar pembelajaran dapat berjalan dengan teratur dan tertib.
e.    Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tau persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana diskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tau bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
f.    Menyimpulkan hasil diskusi. Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Tahap ini dilakukan setelah persentasi kelompok telah selesai dilangsungkan oleh suatu kelompok tertentu.
g.    Melakukan evaluasi. Guru harus mampu melakukan evaluasi sebagai upaya memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan melalui metode diskusi. Disamping itu juga untuk memberikan umpan balik bagi guru terhadap efektifitas dan tingkat keberhasilan penggunaan metode yang dilangsungkan. 




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu melalui alat komunikasi lisan kepada peserta didik atau kepada publik. Metode ceramah memiliki landasan dari al-quran dan hadist yaitu QS. Yunus ayat 2 – 3 dan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Metode ceramah ini tepat diterapkan saat guru mempunyai banyak materi/bahan pelajaran namun waktunya terbatas. Metode ceramah ini juga metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Namun disamping itu, metode ceramah membuat siswa menjadi lebih bosan dan mengantuk. Langkah-langkah dari metode ceramah yaitu rumuskan tujuan, teliti metode, menyusun bahan ceramah, mengusahakan anak didik tertarik pada pelajaran, menjelaskan istilah yang sulit, menulis pokok materi dipapan tulis, kemudian lakukan evaluasi.
Metode diskusi adalah metode yang dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah untuk dipecahkan bersama dalam bentuk kelompok. Metode diskusi memiliki landasan dalam al-quran pada surah Ali-Imran ayat 159 dan surah An-Nahl ayat 125. Metode diskusi tepat diterapkan saat guru akan mengajarkan materi pembelajaran yang banyak mengandung persoalan yang memungkinkan untuk diberikan kajian mendalam. Metode diskusi membuat suasana kelas menjadi hidup. Namun metode diskusi ini membuat sebagian siswa kurang aktif. Langkah-langkah dari metode diskusi diantaranya merumuskan tujuan, menentukan mekanisme dan tata tertib diskusi, merumuskan topik diskusi, mengatur kelompok, melaksakan diskusi, menyimpulkan hasil diskusi, dan kemudian mengevaluasi.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini pastilah banyak terdapat kesalahan dalam penulisan, diharapkan para pembaca mau untuk memberi kririk kepada penulis. Dan penulis juga merasa masih banyak materi yang belum tersampaikan. Sehingga penulis berharap pembaca hendaknya membaca lebih banyak artikel, jurnal dan buku yang berkenaan dengan Metode Ceramah dan Metode Diskusi agar pembaca mengetahui lebih dalam lagi mengenai metode pembelajaran. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.










DAFTAR PUSTAKA

Yusuf,  Tayar. (1995). Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Darajat, Zakiah. (2001). Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama Dilengkapi Dengan Sistim Modul Dan Permainan Simulasi, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas IAIN Sunan Ampel Malang
Tambak, Syahraini. Metode Ceramah : Konsep dan Aplikasi dalam Pembelajaran PAI. Jurnal Tarbiyah. Vol. 21. No.2. (2014).
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Widayati, Ani. Metode Mengajar Sebagai Strategi dalam Mencapai Tujuan Belajar Mengajar, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol. 3. No. 1. (2004).
Mukhrin, Abdulkadir Munsyi, dan M. Nasai Hasyim. (1981). Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis Untuk Calon Guru). Surabaya: Al-Ikhlas
Nawawi, Hadari. (1993).  Pendidikan Dalam Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
Hamdayama, Jumantana. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta : CV Budi Utama
Mannan, Muntaha Abdul. (1993). Tafsir Al-Quran Tematis. Jember: LP2SM ”Gita Bahana
Sanjaya,Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Tambak, Syahraini. Metode Diskusi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Subroto, B. Suryo. (2009). Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Namsa, Yunus. (2000). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus
Nasih, Amin Munjin dan Lilik Nur Kholidah.  (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Refika Aditama.

Post a Comment

0 Comments