About Me

Menuang Rasa , Merajut Asa
>Abid Nurhuda

Pentingnya Bermuswarah

 


Keutamaan
Pentingnya Musyawarah



Oleh : Abid Nurhuda ( Mahasiswa PAI IAIN Surakarta)


 الاستشارة عند النائبات: إن من شيم العاقل عند النائبة تنُوبه: "أن يشاور عاقلاً ناصحًا ذا رأي، ثم يطيعه، وليعترف للحق عند المشورة، ولا يتمادى في الباطل، بل يقبل الحق ممن جاء به، ولا يحقر الرأي الجليل، إذا أتاه به الرجل الحقير، لأن اللؤلؤة الخطيرة لا يشينها قلة خطر غائصها الذي استخرجها، ثم ليستخر اللَّه، وليمض فيما أشار عَلَيْهِ" (ص203).

Permusyawaratan dalam perwakilan, Sesungguhnya termasuk tanda kecerdasan seseorang dalam bermusyawarah adalah mewakilkannya. “Hendaknya orang yang cerdas itu jadi penasehat dalam memberikan pendapat sehingga bisa di ikuti/taati. Hendaknya mengakui kebenaran ketika bermusyawarah dan tidak boleh berterus-terus an dalam kebatilan. Harus diterima kebenaran dari arah manapun, tak boleh merendahkan pendapat yang bagus meskipun yang mengusulkannya adalah para bawahan karena Mutiara yang mengkilap tak kan pernah terpengaruh oleh noda kotor yang ada di kedalaman sekitaran (kerrang Mutiara) tersebut, setelah itu langsung beristikhoroh ( meminta petunjuk langsung kepada Allah) sehingga benar dalam mengambil keputusan dalam musyawarah itu.

قال سُفْيَان بْن عيينة: "من سأل نذلا حاجة، فقد رفعه عَن قدره" (ص153).

Sufyan bin Uyainah berkata : Barang siapa yang meminta dengan tunduk/patuh akan sebuah kebutuhan, niscaya Allah akan mengangkat derajat (kedudukannya) dengan kuasanya.

 "من استغنى بالله أغناه اللَّه، ومن تعزز به لم يفقره، كما أن من اعتز بالعبيد أذله اللَّه" (ص156).

Barang siapa yang merasa cukup dengan Allah niscaya allah akan mencukupinya, dan barang siapa yang memuliakannya (Allah) niscaya dia tidak akan membuatnya faqir/miskin. Namun jika ada orang yang memuliakan seorang hamba ( menjilat kepada manusia) niscaya Allah akan menghinakannya.

 عن مُحَمَّد بْن المنكدر، عَن أبيه، قَالَ: "القناعة مال لا ينفذ" (ص158)

Muhammad bin munkadir, dari bapaknya berkata : Qona’ah (merasa cukup) adalah harta yang tidak akan pernah habis.

 



(Roudhotul Aqla Wa Nazhatul Fadhola')

Post a Comment

0 Comments